Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan untuk dapat bertahan hidup: makanan, air, gas, suhu yang stabil, dan tempat tinggal. Organisme hidup bergantung pada lingkungan tak hidup untuk banyak kebutuhan tersebut. Hubungan antara komponen hidup dan tak hidup disebut sebagai sistem ekologi, atau ekosistem.
Zat-zat anorganik (tak hidup) seperti karbon, nitrogen, fosfor, karbon dioksida, dan oksigen diperlukan oleh semua organisme untuk menghasilkan molekul-molekul dalam tubuh mereka.
Autotrof adalah organisme yang menggunakan zat-zat anorganik untuk membuat energi. (Asumsi kata akar auto berarti “sendiri” dan kata akar troph berarti “memakan.”) Seringkali, tumbuhan adalah autotrof, menggunakan sinar matahari, air, dan karbon dioksida dalam proses yang disebut fotosintesis untuk menghasilkan energi dalam bentuk karbohidrat yang dibutuhkan oleh sel-sel mereka.
Heterotrof adalah organisme yang mengkonsumsi autotrof untuk mendapatkan energi dan tumbuh. (Asumsi kata akar hetero berarti “lain.”) Heterotrof meliputi hewan yang memakan tumbuhan serta hewan yang memakan hewan lain. Terakhir, ada dekomposer atau saprotrof, seperti bakteri dan fungi. (Asumsi kata akar sapro berarti “membusukkan.”)
Organisme-organisme ini menguraikan organisme mati menjadi zat-zat anorganik, yang kemudian dapat digunakan kembali oleh autotrof. Memahami cara zat-zat dan energi mengalir melalui ekosistem adalah salah satu prinsip dasar dalam ekologi.
Homeostasis dalam Ekosistem
Homeostasis digunakan untuk menggambarkan kecenderungan sistem biologis untuk menolak perubahan. (Asumsi kata akar homeo berarti “sama” dan kata akar stasis berarti “berdiri.”) Salah satu prinsip ekologi adalah bahwa ekosistem umumnya tetap homeostatik.
Dengan kata lain, jika tidak ada pengaruh dari luar, jumlah organisme yang hidup di lokasi tertentu cenderung tetap sama, dan mereka akan memiliki pasokan makanan yang sama dan akses ke tempat perlindungan dari waktu ke waktu. Bahkan perubahan kecil dalam lingkungan, seperti perubahan suhu atau perubahan curah hujan, tidak akan sangat memengaruhi sebuah ekosistem.
Salah satu cara ekosistem menjaga homeostasis adalah melalui mekanisme umpan balik negatif. Sebagai contoh, hutan lamun tumbuh di lepas pantai California. Bulu babi laut memakan lamun, menjaga kepadatan lamun relatif konstan. Sebaliknya, berang-berang laut memakan bulu babi laut.
Jika populasi berang-berang laut tiba-tiba berkurang, populasi bulu babi laut akan tumbuh karena mereka tidak akan memiliki predator. Namun, bulu babi laut akan memakan sejumlah besar lamun, menghilangkan pasokan makanan mereka. Banyak bulu babi laut akan kelaparan, mengurangi populasi bulu babi laut dan memungkinkan lamun untuk tumbuh kembali ke kepadatan semula.
Pada akhirnya, ekosistem akan kembali ke keadaannya semula. Tentu saja, gangguan besar terhadap ekosistem bisa sangat merusak. Sebagai contoh, berburu berang-berang laut sampai punah (seperti hampir terjadi pada awal abad kedua puluh) akan benar-benar mengganggu homeostasis hutan lamun California.
Teruslah menggali pengetahuan dengan membaca artikel alam lingkungan lainnya di situs ini:
- Pengelolaan Limbah Cair untuk Lingkungan Sehat
- Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
- Mengenal Empat Spesies Kera Besar di Dunia
Penutup
Ekosistem adalah sistem kompleks yang terdiri dari komponen hidup dan tak hidup yang saling bergantung untuk bertahan hidup. Melalui interaksi yang rumit antara organisme, zat-zat anorganik, dan energi, ekosistem dapat menjaga keseimbangan internalnya, yang dikenal sebagai homeostasis. Pemahaman tentang prinsip-prinsip ekologi, seperti aliran energi dan mekanisme umpan balik, penting untuk memahami bagaimana ekosistem berfungsi dan bagaimana kita dapat melindunginya dari gangguan yang merusak.